Pengarang: Tere Liye
Diceritakan tokoh Laisa adalah anak sulung yang tangguh dan
tegar. Ia hidup bersama seorang Ibu dan 4 orang adiknya. Ayahnya tewas secara
mengenaskan. Ia dicabik-cabik oleh binatang buas. Sebelum meninggal, ia telah
berpesan kepada Laisa untuk menjaga adik-adiknya hingga ia pulang mencari
kumbang digunung.
Sejak saat itu Laisa menyadari bahwa ia harus melindungi
Ibu dan adik-adiknya. Saat Laisa duduk di bangku kelas empat SD, adiknya
Dalimunte akan memasuki Sekolah Dasar dan dengan lapang dada karena
keterbatasan penghasilan orang tua, Laisa rela tidak sekolah demi adiknya.
Ia beranggapan bahwa seorang perempuan tak sekolah pun tak
apa. Itu keinginannya sendiri. Dalimunte adalah anak kedua, seorang anak yang
rajin dan baik. Ia juga anak yang cerdas. Ia sering membuat mainan sendiri dan
terkadang membuat mainan untuk adik-adiknya.
Hingga suatu saat ia berpikiran untuk membuat kincir angin
untuk desanya. Awalnya masyarakat meragukan kincir angin karangan Dali yang
masih kecil itu. Akan tetapi Laisa meyakinkan warga dan akhirnya dibuatlah
kincir angin itu secara gotong royong dan jadilah kincir angin sebagaimana
mestinya dan sebagaimana fungsinya.
Adik Laisa yang
lainnya adalah Wibisana dan Ikanuri. Mereka tak serajin kakak-kakaknya. Mereka
sering kena marah Laisa, kakakya. Itu karena mereka sering melakukan hal-hal
yang tidak semestinya. Akan tetapi mereka masih menyadari jerih payah kakak dan
ibunya.
Berbeda dengan Yashinta, si anak bungsu. Dia anak yang
cerdas dan rajin.
Tiba saatnya Yashinta masuk
Sekolah Dasar akan tetapi keinginan itu sempat diurungkan sebab gagalnya percobaan
kebun strawberry Laisa. Namun dengan bijaksana, Dali merelakan kesempatan
sekolahnya untuk Yashinta. Ia lebih memilih membantu Ibu dan Kakaknya di kebun.
Dengan usaha dan do’a, kebun
strawberry yang mereka garap berhasil
menghasilkan buah yang berkualitas dan siap dikirim dengan harga yang mahal.
Kesuksesan tersebut membuat Dali bisa bersekolah lagi. Selain itu keadaan
ekonomi di lembah tersebut semakin maju.
Seiring berjalannya waktu, adik-adik
Laisa berhasil dalam karirnya dan tiba saatnya untuk menikah. Namun mereka
enggan untuk mendahului Laisa. Hingga akhirnya Laisa meyakinkan adik-adiknya
untuk menikah. Yashinta yang kini telah tumbuh dewasa telah mempunyai tambatan
hati. Akan tetapi ia tetap tak mau mendahului kakaknya tersebut.
Sebenarnya Laisa mengidam penyakit
kangker hingga suatu ketika telah mencapai stadium empat, ia terkapar tak
berdaya di kamarnya. Penyakitnya itu ia rahasiakan dari adik-adiknya, hanya
ibunya yang tau. Tetapi disaat itu, Ibunya menghubungi anak-anaknya agar pulang.
Mereka pulang dan tak kuasa melihat
kakaknya lemah tak berdaya di tempat tidurnya. Yashinta juga datang bersama
kekasihnya. Belum sempat menikah karena tak mau melangkahi kakaknya itu. Disisa
hidupnya, Laisa meminta Yashinta menikah dengan kekasihnya di depan dirinya dan
setelah selesai ucapan ijab qabulnya, Laisa menghembuskan nafas terakhirnya.
Judul : Sinopsis Novel Bidadari Bidadari Surga
Deskripsi : Pengarang: Tere Liye Diceritakan tokoh Laisa adalah anak sulung yang tangguh dan tegar. Ia hidup bersama seorang Ibu dan...